 |
| Sumber : Foto: Lukas - Biro Pers Sekretariat Presiden |
Meski ekonomi dunia tengah dibayangi resesi, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis ekonomi Indonesia akan terus tumbuh pada 2023.
Situasi geopolitik yang belum terselesaikan, khususnya antara Rusia dan Ukraina, yang mengganggu jalur pasokan makanan dan energi, harus disalahkan atas bahaya resesi.
Dia mengatakan bahwa proyeksi yang dibuat oleh Dana Moneter Internasional menunjukkan optimisme ini (IMF).
“Optimis pertumbuhannya bisa di atas 5%. Selain itu, IMF mengantisipasi hal itu” Hal itu diungkapkannya saat ditemui pada Minggu, 16 Oktober 2022, di Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta.
Perlu dicatat bahwa menurut laporan World Economic Outlook (WEO) IMF, ekonomi dunia hanya akan tumbuh sebesar 3,2% pada 2022 dan 2,7% pada 2023.
IMF memprediksi ekonomi Indonesia akan terus tumbuh sekitar 5% pada 2023.
Sebelumnya, Airlangga mengatakan bahwa situasi Indonesia saat ini jauh lebih baik dan lebih kuat.
Menurut Airlangga, Indonesia bukan termasuk kelompok negara yang rawan kesulitan keuangan karena elemen fundamental eksternalnya masih cukup kuat.
Menurut Airlangga, Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi kedua di antara negara-negara G20, setelah Arab Saudi.
Sejauh menyangkut pertimbangan asing, Indonesia aman, katanya.
Menurut Airlangga, perekonomian Indonesia cukup kuat dari sisi internal karena pasar domestiknya yang cukup besar, yang berkontribusi terhadap perkembangan ekonomi di sisi konsumen.
“Karena Indonesia adalah negara yang sangat kuat, banyak lembaga yang memperkirakan hal ini tentu mencatat hal ini” ujarnya.
Terlepas dari kenyataan bahwa ekonomi global melemah dan mungkin memasuki resesi, IMF memperkirakan bahwa Indonesia akan tetap melihat pertumbuhan pada tahun 2023, meskipun pada tingkat yang agak lebih lambat dari pada tahun 2022 (5,3%).
Prakiraan BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada pada level yang diinginkan yaitu 4,6–5,3 persen pada 2023, sejalan dengan prediksi tersebut.
