![]() |
Petani sawit. [Istimewa] |
Kinerja ekspor Indonesia pada September 2022 menunjukkan peningkatan positif sebesar 20,28% (yoy), dengan tiga komoditas ekspor utama baja, kelapa sawit, dan batu bara.
Indonesia mampu menghasilkan 40% minyak nabati dunia dan memasok 52% minyak sawit ke pasar.
Pada Forum Pemangku Kepentingan Kelapa Sawit Indonesia ke-7 secara virtual pada Kamis, 20 Oktober 2022, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mencermati, "Ini seperti oasis yang membangunkan semangat pemulihan ekonomi nasional di tengah situasi ekonomi global yang berubah."
Dengan kinerja perdagangan kelapa sawit yang terus meningkat, Menko Airlangga mengatakan bahwa sektor kelapa sawit Indonesia memiliki peran penting dalam perekonomian Indonesia. Industri ini juga mencakup beberapa pelaku usaha dari kelompok ekonomi yang berbeda.
Dalam hal ini, perkebunan kelapa sawit nasional, yang sekarang mencakup 16,38 juta hektar, berkembang pesat dan mempekerjakan lebih dari 17 juta kepala keluarga, petani, dan pekerja baik di sektor pertanian maupun di luar pertanian.
“Pengembangan sektor hilir juga merupakan upaya strategis untuk meningkatkan nilai tambah bisnis kelapa sawit agar tidak hanya terfokus pada bahan baku, tetapi juga harus didorong ke industri hilir bahkan hingga produk akhir. pasti akan mendapat manfaat dari upaya ini, menurut Airlangga.
Lebih lanjut, menurut Airlangga, bisnis ini sangat vital dalam mengubah kawasan tersebut menjadi pusat pengembangan baru yang besar untuk sentra kelapa sawit seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi.
Pemerintah juga mendorong kemitraan sebagai bentuk sinergi antara petani dan pelaku usaha di perkebunan kelapa sawit untuk mendorong pembangunan dan pemerataan kemungkinan ekonomi. Struktur kemitraan ini akan menarik investasi di beberapa pasar, termasuk produksi dan konsumsi.
Selain itu, kemajuan teknis dan kemampuan sumber daya manusia yang dapat menggunakan teknologi ini tidak dapat dipisahkan dari tanaman berkelanjutan. Petani kecil dengan demikian harus mengembangkan kemampuan mereka dan mendapatkan pelatihan untuk mencapai hasil yang berkelanjutan.
“Program penelitian dan pengembangan perkebunan kelapa sawit dari hulu hingga hilir perlu didukung oleh penguatan perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan pengetahuan tentang budidaya, pengolahan produk, industri, pasar, dan nilai produk perkebunan serta potensi pengembangan bisnis,” ujarnya. kata dalam kesimpulannya.