![]() |
Sumber : freepik.com |
Idkblog.com - Untuk menghormati Hari Kesehatan Mental Sedunia pada 10 Oktober, Populix melakukan survei untuk mempelajari lebih lanjut tentang evolusi masalah kesehatan mental di era pasca-pencerahan.
Studi saat ini mengumpulkan 1.005 tanggapan dari anak-anak dan orang dewasa berusia 18 hingga 54 tahun yang tertarik dengan situasi kesehatan mental dan akses ke perawatan medis di Indonesia.
52 persen penduduk Indonesia, khususnya orang dewasa berusia antara 18 dan 24 tahun, ditemukan memiliki masalah kesehatan mental, baik berupa gejala ringan maupun berat, menurut survei yang dilakukan Populix, menurut Eileen Kamtawijoyo, CO-Founder dan COO Populix.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perubahan suasana hati atau perubahan suasana yang cepat merupakan keluhan yang paling sering dialami oleh masyarakat Indonesia.
Ditemukan bahwa 57 persen responden memiliki gejala khusus ini dalam pengetahuan mereka pada bulan kesebelas.
Indikator kesehatan mental yang buruk lainnya termasuk perubahan kualitas tidur atau nafsu, tingkat energi di bawah 42 persen, dan ketakutan atau kegelisahan di atas 40 persen.
![]() |
Sumber : Unsplash.com |
Kemudian, dengan 37 persen responden, terdapat perasaan tidak nyaman, pelupa, sering marah, mudah marah, cemas, kesal, khawatir, dan perilaku yang tidak biasa.
Sekitar 35 persen responden mengatakan mereka tidak memiliki kapasitas untuk mengekspresikan diri, diikuti oleh 30 persen yang mengatakan mereka harus menarik diri dari jejaring sosial, dan 26 persen yang harus memiliki kemampuan untuk menghadapi stres atau masalah sehari-hari.
Beberapa responden juga melaporkan mengalami masalah pada ambang batas yang lebih tinggi, seperti mengalami nyeri yang tidak dapat diekspresikan dalam 13 persen, marah berlebihan, dan rentan melakukan kekerasan 10 persen.
Kemudian, ketika tinggal bersama teman dan keluarga dan menerima 9 persen dukungan mereka, Anda ingin mendapatkan 9 persen persetujuan mereka dan memilih untuk bunuh diri dengan 6 persen.
Sekitar 42 persen responden terhadap beberapa gejala gangguan kesehatan jiwa yang bersangkutan mengalami gejala-gejala tersebut setidaknya dua kali seminggu (42 persen).
Namun, 16 persen responden mengatakan bahwa mereka memiliki masalah seperti ini setiap hari.
Selama berlangsung, gejala-gejala yang dimaksud berpotensi mempengaruhi aktivitas dan produktivitas sehari-hari, bahkan pada kasus-kasus ekstrim tertentu dapat menyebabkan hilangnya rasa percaya diri.